Palembang: Jika berbicara provinsi Sumatera selatan pastilah akan bermuara kepada ibu kotanya yaitu Palembang, kota dengan luas wilayah 400,61 Km² ini dan memiliki lebih dari 1,6 Juta penduduk pada tahun 2021.
Dengan cakupan wilayah yang cukup luas sangat wajar jika selain menjadi pusat pemerintahan kota Palembang pusat peradaban yang menyelenggarakan berbagai kegiatan perekonomian, pendidikan hingga bahkan bercampurnya keberagaman agama,ras,suku dan kebudayaan.
Jika dipandang dari segi usia tentu saja Palembang menjadi kota tertua di Indonesia, terbukti saat ini kota Palembang secara resmi tercatat berusia 1340 tahun pada bulan Juni 2023.
Banyak cerita yang terukir didalam perjalanan sebelum kota ini bernama Palembang, melalui kerajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang sehingga kemasayhuran terdengar hingga seantero dunia.
Setelah lepas meraih kemerdekaan dari penjajahan kolonial Belanda dan mampirnya Jepang ke Palembang, kota yang dikenal sebagai kota pempek dan songket ini memiliki pemerintahan sendiri didalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Namun proses yang begitu tak mudah harus dilalui oleh kota tertua di Indonesia ini, semenjak menjadi kota ini menjadi ibu kota Provinsi Sumatera selatan banyak program dan konsep yang coba diterapkan demi membangun kota ini, baik dari segi infrastruktur, Ekonomi dan Kesehatan dan budaya.
Banyak nama yang telah terukir sebagai walikota mulai Raden Hanan hingga saat ini Harnojoyo, namun dengan deretan begitu banyak nama ada satu nama yang dianggap berhasil menata kota Palembang yang saat ini kita lihat, dimana peninggalan – peninggalan karyanya bisa kita nikmati.
Seperti yang dikatakan Arjeli salah satu pengamat sosial dan media di kota Palembang, Kamis (09/02/2023), dirinya mengatakan jika berbicara sejarah panjang kota Palembang selepas masa penjajahan pastinya kita akan membicarakan soal pertumbuhan dan perkembangan di segala sektor.
” Hal yang menarik jika kita mencoba mengulik tentang pertumbuhan dan perkembangan kota Palembang seusai lepas dari masa penjajahan kolonialisme Belanda dan Jepang”, kata Jeli sapaan pensiunan Dosen di salah satu Universitas di Sumatera selatan.
Dilanjutkannya, banyak hal yang telah dilakukan untuk membangun kota dilintasi oleh aliran sungai Musi ini, seperti penataan ruang dan infrastruktur.
” Bercerita tentang kota Palembang tentu saja saat ini pastinya kita akan membicarakan infrastruktur dan penataan ruang kota yang begitu elok dapat kita nikmati seperti saat ini”, ujarnya.
Arjeli yang selama ini telah mengamati perkembangan kota Palembang dari Zaman ke Zaman mendapati pasang surutnya keberhasilan para walikota yang memimpin kota Palembang hingga puncaknya dipegang oleh Ir H Eddy Santana Putra MT.
” Tentu saja jika kita sebagai masyarakat membincangkan kota Palembang dari tingkat keberhasilan dalam para walikota memimpin kota Palembang, pasti masyarakat kota Palembang akan menyebutkan sebuah nama yang karya – karya dari program kerjanya dalam membangun kota ini masih bisa kita nikmati dan banggakan, tidak lain sosok yang dimaksud adalah Ir H Eddy Santana Putra MT”, ungkapnya
Menurutnya (Jeli) Bagaimana tidak masyarakat Palembang akan menyanjung sosok Eddy Santana karena pada saat kepemimpinannya Palembang mengalami banyak perubahan signifikan.
” Wajar jika masyarakat hingga saat ini masih mengingat atau bahkan menyanjung sosok seorang Eddy Santana Putra karena selama dibawah pemimpinannya kota Palembang mengalami perubahan yang sangat besar terutama didalam penataan tata ruang kota dan infrastruktur, bahkan karyanya bisa kita nikmati hingga hari ini”,ucapnya
Tidak hanya memiliki konsep yang terencana dengan sangat baik, tapi setiap program kerja yang dilaksanakannya akan membawa dampak positif ke sektor yang lain.
” Sebagai masyarakat Palembang pastinya kami mengakui Kepiawaiannya seorang Edy Santana putra dalam memimpin disebabkan konsep dan program kerja yang terencana dengan baik, hal ini dibuktikan dalam setiap program kerja yang dilaksanakan “, pungkasnya.
(Rahasmin/Tim).