Muara Enim, Lekin Sabarno salah satu putra daerah diwilayah Kecamatan Sungai Rotan Kabupaten Muara Enim yang kerap aktif dalam berbagai macam Organisasi Kepemudaan di Sumatera Selatan, dirinya turut prihatin atas mulai terjadinya Krisisnya Etika dan Moralitas yang terjadi diwilayah Kecamatan Sungai Rotan Kabupaten Muara Enim beberapa akhir ini.
Krisisnya Etika dan Moral sangat besar bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor keluarga, sekolah, wawasan, budaya, pergaulan dan lingkungan sekitar.
Beberapa faktor diatas sangat berpengaruh terhadap Etika dan Moralitas seseorang, dan minimnya banyak menyebabkan dampak yang negatif, baik itu bagi pelaku, maupun orang sekitar yang terkena.
Demikian diungkapkan Lekin Sabarno, Kamis (29/05) dari salah satu pemuda Sungai Rotan Kabupaten Muara Enim, yang menyoroti berbagai peristiwa yang terjadi diwilayah tanah kelahirannya tersebut, karena adanya peristiwa terkait moral yang seharusnya tidak terjadi, seperti terjadinya dugaan pencabulan yang dilakukan seorang kakek kepada cucunya, yang seharusnya sang cucu mendapatkan perlindungan serta perhatian maupun kasih sayang.
Begitupun dengan adannya Fenomena yang terjadi atas krisis Etika keributan antar kampung yang menelan korban jiwa saat itu, serta beberapa faktor -faktor penyebab Dekadensi Moral antara lain, longgarnya pegangan terhadap agama, kurang efektifnya pembinaan moral dalam keluarga, derasnya arus Matrealistis Hedonisme, dan Sekularisme.
Menyikapi adanya peristiwa krisis moral yang terjadi atas adanya tindakan tidak terpuji dari seorang kakek kepada cucunya tersebut, bahwa pentingnya transparansi dan penegasan serta penegakan hukum dari APH menjadi harapan masyarakat luas, serta perlindungan anak maupun perhatian jenjang pendidikannya yang diharapkan secara maksimal terus dilaksanakan dan dilakukan,” ungkap Lekin melalui opini publik yang dibuatnya.
Lanjutnya, bahwa terdapat krisis Etika dan Moral banyak terjadi dikalangan generasi muda disebabkan oleh berbagai faktor, seperti dampak Globalisasi, pengaruh Media Sosial, kurangnya peran Orangtua, dan kurangnya pendidikan karakter sekolah, serta peran pimpinan pemerintah Desa maupun Kecamatan yang dapat dijadikan contoh maupun suri tauladan, dan bukan sebaliknya.
Faktor -faktor apa yang menyebabkan buruknya moralitas dalam masyarakat?Penelitian ini mengungkap, bahwa kurangnya pendidikan agama, pengaruh media, pola asuh yang buruk, ketidakadilan dalam masyarakat, kesenjangan ekonomi, pendekatan materialistis, aturan hukum yang diskriminatif dan kurangnya pembelajaran Akhlak dalam kurikulum sekolah merupakan penyebab utama kemerosotan Moral dalam masyarakat.
Beberapa dampak krisis moral terhadap psikologi remaja antara lain stres, depresi, kecemasan, perilaku menyimpang, dan hilangnya empati.
Bagaimana menangani krisis moral?Mereka dapat menumbuhkan hubungan sosial dan membantu berbagi beban keputusan mereka dengan membicarakannya dengan orang lain
Organisasi juga dapat membantu para manajer yang membuat keputusan sulit agar tidak merasa sendirian dengan memberikan kejelasan moral dan standar etika yang jelas tentang cara menanggapi krisis.
“Salah satu contoh Kecil, jika seorang pemimpin memberikan contoh suri tauladan serta kedisiplinan yang baik, niscaya hasilnya akan baik, namun, jika sebaliknya,
seorang pemimpin tidak mencerminkan etika serta kejujuran yang baik, maka dampaknya berkata lain
“Semoga apa yang menjadi saran dan masukkan serta kritikan ini, dapat memberikan kontribusi positif, terkhusus bagi tanah kelahiran saya sendiri, karena ini merupakan bentuk kecintaan kami kepada Negeri ,” pungkas Lekin Sabarno .
(Narasi Opini, Oleh Lekin Sabarno)