PALI, KP/Beritapali.com –Focus Group Discussion (PGD) oleh Tim Ekspedisi Patriot dari Universitas Diponegoro (Undip) secara resmi di ruang Rapat SETDA Kabupaten PALI, Senin (20/10).
Diskusi ini merupakan fondasi penting dalam menyusun rekomendasi evaluatif Kawasan transmigrasi dan merancang strategi pengembangan komoditas unggulan secara menyeluruh dari hulu ke hilir.
Acara diawali dengan Sambutan dan Pembukaan oleh Wakil Bupati PALI, Bapak Iwan Tuaji, S.H. Dilanjutkan dengan pemaparan materi kunci oleh Dr. Dessy Adriani, S.P., M.Si. ketua program studi agribisnis Universitas Sriwijaya, yang memfokuskan diskusi pada identifikasi potensi, tantangan, dan aspirasi pengembangan Kawasan Transmigrasi Petata di Kabupaten PALI.
Dalam pemaparannya, Dr. Dessy Adriani menekankan perlunya peningkatan arah pengembangan daerah dengan mengadopsi sistem ‘Agrotrisula’, yang mengkombinasikan sektor pangan, perkebunan, dan industri untuk pengembangan ekonomi lokal dalam jangka pendek.
“Kami memproyeksikan pengembangan sistem Agrotrisula sebagai strategi untuk meningkatkan arah pengembangan agribisnis PALI,” ujar Dr. Dessy. “Inti dari pengembangan ini adalah mempertahankan karet sebagai tiang unggulan PALI sambil mengintegrasikan sawit melalui kebijakan daerah, serta mengatasi masalah mendasar seperti ketersediaan pupuk dan tantangan peningkatan sumber daya manusia melalui program pelatihan yang sistematis.”
Tiga tujuan utama kegiatan ekspedisi patriot kementrian transmigrasi di PALI ini adalah:
Menyusun rekomendasi evaluatif kondisi eksisting kawasan transmigrasi.
Merancang strategi pengembangan komoditas unggulan berbasis potensi lokal.
Mengembangkan desain model kolaborasi kelembagaan ekonomi yang relevan dan inklusif.
“Kami berharap proses ini menghasilkan fondasi untuk desain tata kelola kolaboratif dan pengembangan korporasi masyarakat,” jelas Dr. Dian Safitri, S.P., M.Si. selaku ketua tim 2 ekspedisi patriot PALI. “Serta merumuskan roadmap investasi dan proses hilirisasi komoditas unggulan pada tahap berikutnya.”

Tim TEP dijadwalkan bertugas selama empat bulan, dimulai sejak 11 Agustus dan akan berakhir 9 Desember 2025. Seluruh hasil FGD dan studi lapangan ini akan diolah untuk menjawab tantangan pembangunan kawasan transmigrasi yang selama ini bersifat terfragmentasi dan belum sepenuhnya berbasis data.(Penulis : Rohmat Arief Julianto
Universitas: Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Jurusan: Ilmu Komunikasi)