Imbas Sungai Kili Tercemar, Masyarakat Gunung Kembang Blokade Gerbang Hauling PT MIP dan PT BT

Lahat, Sumsel – Masyarakat yang tergabung dalam Forum Masyarakat Desa Gunung Kembang Menggugat (FMDGKM) gelar aksi ujuk rasa didepan pintu gerbang hauling PT Mustika Indah Permai (MIP) Merapi Kecamatan Merapi Barat Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Rabu (9/7/2025), terkait pencemaran Sungai Kili.

Aksi tersebut digelar sebagai bentuk protes terhadap pencemaran yang terus berulang, bahkan setelah wakil bupati lahat dan Dinas lingkungan hidup melakukan verifikasi kelapangan langsung, sungai tersebut masih saja tercemar.

Persoalan pencemaran Sungai Kili di Desa Gunung Kembang, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat, terus menjadi perhatian serius.

Hal ini disampaikan, salah satu Pemuda Gunung Kembang, Din yang mengatakan bahwa sejak tahun 2022 hingga 2023 sampai dengan sekarang, masyarakat yang memiliki lahan pertanian di sepanjang aliran sungai tersebut mengalami kerugian besar akibat menurunnya hasil panen

“Tak hanya itu, sejumlah warga juga mengeluhkan gangguan kesehatan seperti gatal-gatal dan mual saat menggunakan air dari sungai,” katanya.

Lanjut ia katakan bahwa air mampu untuk melegakan dahaga semua mahluk hidup, tapi kehadiran batubara memberi dampak pahit terhadap masyarakat.

“Dampak pahit yang diradakan oleh masyarakat sekitar diantaranya, sungai tercemar, jalan berlobang, polusi udara dimana-mana bahkan jembatan yang ada pun ambruk,” ungkapnya.

Sementara Aksi tersebut disambut baik oleh perwakilan perusahaan PT MIP, yang menemui masyarakat saat sedang unjuk rasa.

“Kami dari perusahaan MIP akan berkomitmen terkait apa yang menjadi tuntutan dari masyarakat dan tunduk dengan hasil rekomendasi yang akan di keluarkan oleh Pemerintah melalui Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lahat,” ujarnya.

Namun dari sisi lain masyarakat sangat kecewa dengan PT Bukit Telunjuk (TL) yang tidak ada komitmen sama sekali terkait pencemaran Sungai Kili bahkan seolah abai, padahal sumber pencemaran terhadap sungai tersebut tidak luput dari aktivitas pemindahan sungai yang dilakukan oleh PT. Bukit telunjuk,

Baca Juga:  LSM CACA Gelar Aksi Demo Di Kejati Sumsel, Usut Tuntas Dugaan Indikasi KKN Sekretariatan DPRD dan Dinas PUPR Kabupaten Ogan Ilir

Bahkan masyarakat menduga kejadian di 2 (dua) Tahun silam, sungai kili sering mengalami fenomena, karena dalam satu hari tiba-tiba kering dan tiba-tiba besar.

Hal ini diungkap oleh, Matsir salah seorang masyarakat yang terdampak pencemaran merasa kecewa yang sangat mendalam terhadap PT Bukit Telunjuk.

“Sampai saat ini PT Bukit Telunjuk belum menunjukkan itikad baik kepada kami untuk bertanggungjawab terhadap pencemaran yang terus terjadi sampai saat ini, kami meminta agar pemerintah melalui DLH Kabupaten Lahat dapat menengahi permasalahan yang tengah masyarakat Gunung Kembang hadapi,” tutupnya Matsir.

(Cha)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *