Palembang, Beritapali.com _ Puluhan mahasiswa dari berbagai Fakultas yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Universitas Sjakhyakirti Palembang menggelar unjukrasa terkait permasalahan di internal kampus, yaitu adanya dualisme Pj Rektor.
Koordinator aksi M Furqon Afilla Ramadhan, kepada awak media mengatakan, dengan adanya dualisme tersebut dikhawatirkan dapat mengganggu akademik mahasiawa seperti, pembelajaran, bimbingan skripsi, yudisium dan lainnya.
“Kami menunggu sampai 30 Desember untuk penyelesaian masalah ini, jika tidak ada balasan maka kami akan melakukan unjukrasa gelombang kedua,” ujar Afilla Ramadhan, Selasa (24/12/2024).
Ditempat yang sama Pj Rektor Universitas Sjakhyakirti Palembang Dr. Ir. Nur Ahmadi, MS menanggapi bahwa, dirinya menilai kegiatan (unjukrasa) yang dilakukan oleh mahasiswa sangat positif, karena mereka (mahasiswa) mengkhawatirkan takut menjadi korban.
“wajar kalau mereka bertanya karena notabennya mendapat berita ada dualisme, karena takut kenapa-kenapa mangkanya mereka sampaikan melalui aksi unjukrasa,” ujar Rektor Nur Ahmadi.
Klarifikasi Soal Kepemimpinan, Nur Ahmadi menjelaskan, pergantian struktur kepemimpinan di Universitas Sjakhyakirti telah berlangsung sesuai mekanisme, semua terkait kepegawaian dan kepengurusan dilaksanakan sesuai prosedur, kewenangan menentukan dan memilih pejabat di lingkungan universitas sepenuhnya berada di tangan Ketua Pembina Yayasan Sjakhyakirti.
Nur Ahmadi sendiri ditunjuk sebagai Pj Rektor berdasarkan keputusan resmi dari Yayasan Perguruan Sjakhyakirti. Selain itu, Ibu Susan dari kepengurusan yayasan dan Chitra Imelda selaku Pj Wakil Rektor II turut mendukung langkah-langkah yang diambil demi kelancaran administrasi kampus.
Lebih lanjut, Nur Ahmadi menilai, tuduhan yang beredar belakangan ini, termasuk laporan negatif kepada Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2DIKTI), tidak membantu situasi. Bahkan, laporan itu dianggap sebagai bentuk provokasi.
“Kami di sini fokus bekerja keras untuk menyelesaikan berkas akreditasi yang ditunggu hingga 27 Desember. Namun, malah muncul berita-berita negatif. Kami berharap pihak L2DIKTI mau menerima kami untuk berdiskusi secara terbuka, bukan berdasarkan laporan sepihak,” tegasnya.
Komitmen untuk mahasiswa, pihak universitas dan yayasan memastikan bahwa mereka tetap mengutamakan kepentingan mahasiswa. Layanan akademik, kegiatan perkuliahan, hingga berbagai kebutuhan kampus lainnya terus diupayakan berjalan maksimal meskipun di tengah isu yang beredar.
“Kami berkomitmen memberikan yang terbaik untuk mahasiswa dan menjaga kualitas universitas. Mari bersama-sama fokus membangun, bukan saling menjatuhkan,” pungkas Nur Ahmadi.
Hingga saat ini, Universitas Sjakhyakirti terus berupaya menyelesaikan proses akreditasi dengan optimal. Semua pihak diharapkan dapat bekerja sama untuk menciptakan suasana yang kondusif demi kemajuan dunia pendidikan di Sumatera Selatan.(Cha)